Mengenal Anemia: Penyakit Kurang Darah yang Sering Diabaikan

ABOUT SEMARANG – Pernah merasa cepat lelah, pusing, atau sering pucat? Bisa jadi itu bukan sekadar efek kesibukan sehari-hari, tetapi tanda-tanda dari anemia.

Anemia, atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai kurang darah, adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin yang berfungsi untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.

Kondisi ini jauh lebih umum daripada yang dibayangkan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anemia mempengaruhi sekitar 1,62 miliar orang di seluruh dunia, menjadikannya masalah kesehatan global yang serius.

Anemia bukanlah penyakit tunggal, melainkan sebuah gejala dari suatu kondisi medis yang mendasarinya.

Mulai dari kekurangan nutrisi hingga penyakit kronis, memahami anemia adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Apa Itu Anemia?

Anemia adalah kondisi medis ketika tubuh kekurangan jumlah sel darah merah sehat atau kadar hemoglobin (Hb) dalam darah terlalu rendah.

Hemoglobin sendiri adalah protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Ketika tubuh kekurangan hemoglobin, distribusi oksigen ke jaringan tidak optimal sehingga menimbulkan gejala seperti lemas, cepat lelah, dan pucat.

Jenis-Jenis Anemia dan Penyebabnya
Anemia memiliki berbagai jenis, dan masing-masing memiliki penyebab yang berbeda. Mengidentifikasi jenisnya sangat krusial untuk menentukan pengobatan yang tepat.

1. Anemia Defisiensi Besi

Ini adalah jenis anemia yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Penyebabnya adalah kekurangan zat besi, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan hemoglobin.

Penyebab: Asupan zat besi dari makanan yang kurang, gangguan penyerapan zat besi (seperti pada penyakit Celiac), kehilangan darah kronis (misalnya pada perdarahan menstruasi yang berat, wasir, atau tukak lambung), dan kebutuhan yang meningkat (pada kehamilan atau masa pertumbuhan).

2. Anemia Defisiensi Vitamin (Anemia Megaloblastik)

Jenis ini disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat (vitamin B9), yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah yang sehat.

Penyebab: Pola makan yang buruk (kurang konsumsi daging, telur, sayuran hijau), gangguan penyerapan (pada orang tua atau penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa), dan konsumsi alkohol berlebihan.

3. Anemia Penyakit Kronis

Penyakit kronis tertentu dapat mengganggu produksi sel darah merah.

Penyebab: Penyakit ginjal kronis (menurunkan produksi hormon erythropoietin yang merangsang pembuatan sel darah merah), kanker, penyakit autoimun (seperti Rheumatoid Arthritis atau Lupus), dan infeksi jangka panjang.

4. Anemia Aplastik

Jenis yang jarang namun serius, di mana sumsum tulang berhenti memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dengan cukup.

Penyebab: Seringkali tidak diketahui (idiopatik), tetapi dapat dipicu oleh infeksi virus, paparan bahan kimia beracun, radiasi, atau obat-obatan tertentu.

5. Anemia Hemolitik

Terjadi ketika sel darah merah hancur (lisis) lebih cepat daripada kecepatan sumsum tulang memproduksinya.

Penyebab: Kondisi autoimun, infeksi, kelainan bawaan (seperti Thalassemia dan Sel Sabit), atau efek samping obat.

6. Anemia Sel Sabit (Anemia Sel Sickle)

Merupakan kondisi bawaan di mana sel darah merah berbentuk seperti sabit (bulan sabit), kaku, dan mudah rusak, menyumbat aliran darah.

Penyebab: Mutasi genetik yang diturunkan dari kedua orang tua.

Selain itu, terdapat beragam faktor yang menyebabkan munculnya anemia, mulai dari:

1. Kekurangan Besi

Penyebab paling umum. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak bisa menghasilkan hemoglobin yang memadai.

2. Kurangnya vitamin B12 dan asam folat

Nutrisi ini penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangannya dapat mengakibatkan anemia megaloblastik.

3. Kehilangan Darah

Misalnya akibat menstruasi berat, kecelakaan, operasi, atau pendarahan di saluran pencernaan.

4. Penyakit kronis

Penyakit ginjal, kanker, atau infeksi kronis bisa mengganggu produksi sel darah merah.

5. Gangguan genetik

Seperti thalassemia atau anemia sel sabit (sickle cell anemia).

Gejala Anemia yang Perlu Diwaspadai

Gejala anemia bisa sangat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan kecepatan perkembangannya.

Beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:

– Kelelahan dan kelemahan ekstrem: Gejala yang paling umum.

– Kulit pucat atau kekuningan.

– Detak jantung tidak teratur atau jantung berdebar (palpitasi).

– Sesak napas.

– Pusing dan sakit kepala.

– Tangan dan kaki terasa dingin.

– Nyeri dada (pada anemia yang parah).

– Sulit berkonsentrasi.

– Rambut rontok.

– Sindrom Restless Legs (keinginan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki).

Pada awalnya, gejala anemia bisa sangat ringan sehingga tidak disadari. Namun, seiring memburuknya kondisi, gejala akan menjadi lebih jelas.

Lebih lanjut, beberapa kelompok orang juga ternyata memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena dan mengalami anemia, antara lain:

– Wanita: Karena kehilangan darah selama menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama kehamilan dan menyusui.

– Bayi dan anak-anak: Terutama yang lahir prematur atau tidak mendapatkan cukup zat besi dari ASI/susu formula dan MPASI.

– Vegetarian dan Vegan: berisiko kekurangan vitamin B12 dalam produk Hewani.

– Orang lanjut usia (lansia): Cenderung memiliki pola makan yang buruk dan kondisi penyakit kronis.

– Penderita penyakit kronis: Seperti penyakit ginjal, kanker, atau penyakit celiac.

– Orang dengan riwayat keluarga: Memiliki riwayat anemia bawaan seperti thalassemia.

Jika Anda merasa mengalami anemia, langkah pertama yaitu berkonsultasi dengan dokter.

Selain itu, Anda juga bisa mengubah pola hidup dengan minum suplemen seperti zat besi dan vitamin, juga mengubah pola makan.

Pencegahan

Beberapa jenis anemia, terutama anemia defisiensi besi dan vitamin, dapat dicegah dengan gaya hidup sehat:

– Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi: Seperti daging merah tanpa lemak, ayam, ikan, seafood, kacang-kacangan, sayuran hijau (bayam, kangkung), dan biji-bijian yang difortifikasi.

– Tingkatkan Penyerapan Zat Besi: Konsumsi makanan kaya vitamin C (jeruk, stroberi, brokoli, tomat) bersamaan dengan sumber zat besi untuk meningkatkan penyerapan.

– Penuhi Asupan Folat dan B12: Konsumsi buah-buahan, jus jeruk, sayuran hijau, sereal fortifikasi, serta produk hewani seperti telur, daging, dan susu.

– Pertimbangkan Suplemen: Wanita hamil, menstruasi dengan perdarahan berat, atau kelompok berisiko lainnya mungkin memerlukan suplemen atas anjuran dokter.

– Skrining Genetik: Untuk pasangan yang berencana memiliki anak dan memiliki riwayat keluarga anemia bawaan seperti thalassemia.

Anemia adalah kondisi serius yang dapat secara signifikan mempengaruhi energi dan kualitas hidup seseorang.

Namun, dengan pemahaman yang baik tentang gejalanya, kita tidak perlu panik. Kunci utamanya adalah kesadaran.

Mendengarkan sinyal yang diberikan tubuh, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan menerapkan pola makan gizi seimbang adalah langkah-langkah protektif terbaik.

Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada anemia, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Investasi pada kesehatan darah adalah investasi untuk hidup yang lebih berkualitas.***



Game News

Berita Olahraga

News

Berita Terkini

Berita Terbaru

Berita Teknologi

Seputar Teknologi

Drama Korea

Resep Masakan

Pendidikan

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Download Film

Gaming center adalah sebuah tempat atau fasilitas yang menyediakan berbagai perangkat dan layanan untuk bermain video game, baik di PC, konsol, maupun mesin arcade. Gaming center ini bisa dikunjungi oleh siapa saja yang ingin bermain game secara individu atau bersama teman-teman. Beberapa gaming center juga sering digunakan sebagai lokasi turnamen game atau esports.